Kelautan Nusantara (NGI)

Kelautan Nusantara (NGI)

Minggu, 14 Februari 2010

Laut Sawu


Dikelilingi oleh rangkaian kepulauan dan corak bawah laut yang dramatis. Laut Sawu terletak di jantung bentang laut Paparan Sunda Kecil di bagian selatan Segitiga Karang Dunia dan menyokong beragam habitat karang dan pelagis paling produktif. Letaknya di persimpangan Samudera Pasifik dan Hindia, menjadikannya koridor migrasi utama bagi 14 jenis paus termasuk diantaranya jenis paus langka yaitu paus biru dan paus sperma. Beberapa pulau di kawasan ini merupakan tempat peneluran penting bagi jenis-jenis penyu laut terancam,
dan wilayah ini juga mengalami fenomena oseanografi yang dinamis termasuk diantaranya arus lintas Indonesia (arlindo) yang terkenal kuat. Kombinasi arus yang kuat dan tebing laut curam menyebabkan pengadukan arus dingin yang merupakan faktor utama pemicu ketangguhan terhadap ancaman terbesar akan peningkatan suhu permukaan laut terkait perubahan iklim . Jika dapat secara efektif dilindungi, Laut Sawu dapat menjadi tempat perlindungan bagi kehidupan laut dan sumber daya perikanan yang produktif diantara perubahan iklim global.
Proyek pengembangan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Laut Sawu diinisiasi oleh Departemen Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan KKP terluas (sekitar 3.9 juta hektar) di wilayah Segitiga Karang Dunia (Coral Triangle). The Nature Conservancy Coral Triangle Center (TNC-CTC) mendukung pemerintah dalam perancangan dan penerapan jejaring dari tiga KKP di wilayah Laut Sawu sebagai salah satu lokasi pembanding dalam mengembangkan jejaring KKP Ekoregion Sunda Kecil bekerja sama dengan pemerintah propinsi Nusa Tenggara Timur dan WWF Indonesia.

Membangun landasan kuat bagi pengembangan KKP yang tangguh

Pemerintah propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat berkomitmen dalam mengembangkan KKP Laut Sawu yang sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk memperluas cakupan wilayah KPL sampai dengan 10 juta hektar di tahun 2010 dan 20 juta hektar di tahun 2020. Upaya ini juga mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam kerangka Coral Triangle Initiative untuk Terumbu Karang, Perikanan, dan Ketahanan Pangan. Pemerintah propinsi NTT melalui Surat Keputusan Gubernur telah membentuk Tim Pengkajian dan Pengembangan Kawasan Konservasi Laut Sawu pada tahun 2006, yang bertugas untuk merancang KKP dan menyebarluaskan informasi tentang KKP serta membangun kesepakatan bagi pengembangan KKP. Penetapan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Laut Sawu erat terkait dengan strategi adaptasi terhadap perubahan iklim di wilayah Segitiga Karang dunia, dimana kawasan ini akan melindungi terumbu karang yang paling mungkin bertahan, dapat memberikan perlindungan terhadap badai dan gelombang serta memastikan ketersediaan habitat penting bagi ikan dan makanan laut lainnya. Pemerintah Propinsi juga akan menggunakan KKP sebagai landasan bagi pengembangan perekonomian Propinsi NTT melalui perikanan yang berkelanjutan dan pariwisata kelautan, jalur pelayaran laut internasional, kegiatan keilmuan dan pembelajaran, kerjasama lintas batas dan pengelolaan wilayah pesisir. Tiga KKP yang terhubung di Laut Sawu akan terpadu dengan rancangan tata ruang propinsi yang akan memastikan pemanfaatan lestari sumber daya laut dan pesisir. Pengembangan KKP Laut Sawu dapat terselenggara berkat dukungan The Nature Conservancy dan Kementrian Lingkungan, Pelestarian Alam dan Keamanan Nuklir Pemerintah Republik Federal Jerman yang mendukung proyek ini dalam kerangka Inisiatif Iklim Internasional.
sumber : http://kkpnlautsawu.net/index.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar